Tuesday, March 15

KIAI SUKANEGARA DAN RADEN HAJI A.A. WIRANATAKUSUMA

Tidak banyak yg tahu kedua sosok ini, tapi justru lewat keduanyalah Sukarno kenal politik kebangsaan kiai dan pesantren...

Nama asli Kiai Sukanegara adalah KH. Ahmad Basyari asal Madura, Jawa Timur. Pendiri dan pengasuh Pesantren Sukanegara Cianjur Selatan, Jawa Barat, ini pernah nyantri di beberapa pesantren. Termasuk berguru pada Hadlratusy syekh KH. Hasyim Asy’ari di Tebuireng, Jombang.



Setelah mengembara menuntut ilmu ke beberapa pesantren, Kiai Ahmad Basyari kemudian menetap dan membuka pesantren di kampung Sukanagara. Daerah Cianjur selatan ini dicapai lewat perjalanan darat melalui kota Sukabumi.

Penduduk sekitar menganggap beliau sebagai tokoh ulama yang memiliki ilmu yang sangat tinggi, hingga tersohor di seluruh Jawa Barat – lalu terkenal dengan sebutan Kiai Sukanegara. Bahkan Bupati Cianjur saat itu, Raden Haji Adipati Arya Wiranatakusumah pun ikut berguru kepada beliau. Bukan hanya dalam ilmu agama, tapi juga dalam ilmu politik.

Selama hidupnya Raden Adipati Arya Wiranatakusumah dikenal dengan sapaan Dalem Haji. Beliau pernah menjabat sebagai Bupati Cianjur selama tahun 1912-1920; lalu menjabat Bupati Bandung 1920-1931 dan 1935-1942. Kemudian beliau diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri RI pertama, dan wafat pada Januari 1965.

Dari Kiai Sukanegara ini Bupati Wiranatakusumah belajar pergerakan nasional, mendukung perjuangan politik Sarekat Islam, hingga mewarnai pemerintahan daerah dengan amaliah Aswaja. Tidak heran kalau beliau dikenal sebagai bupati yang merakyat dan sekaligus religius.

Beliau yang pertama kali memperkenalkan tradisi peringatan Isra Mi’raj di Mesjid Agung Bandung pada tahun 1924 sebelum naik haji di tahun itu juga. Tradisi ini kemudian dibawa ke istana negara oleh Soekarno kala menjadi presiden. Beliau adalah satu-satunya bupati yang berani naik haji secara etrbuka, hingga pulang mengenaikan surban dan gamis putih.

Posisi beliau yg dekat dengan pesantren ini sangat dibenci oleh pejabat Belanda hingga menyebutnya feodalis; orang-orang komunis Priangan juga membenci beliau, karena populisme dan kebiasaannya yg praktikkan Aswaja dalam lingkungan pemerintahannya.

Jadi Soekarno belajar politik ke Kiai Sukanegara melalui perantaraan Raden Wiranatakusumah. Sementara Kiai Sukanegara sendiri adalah santri KH. Hasyim Asyari pendiri NU.

Lewat Kiai Sukanegara-lah Soekarno mengenal NU dan politik NU pertama kali. Berarti lewat Kiai Sukanegara pula presiden pertama kita itu mengenal politik kebangsaan NU. Kedua pemimpin politik kita ini diajar tirakat, mujahadah atau latihan spiritual selama tiga bulan.

Beliau puasa, zikir, ngaji, qiyamullail (shalat tengah malam), bahkan diajar dasar-dasar kepemimpinan berbasis Islam Nusantara, sebagaimana diajarkan dalam tradisi pesantren.

Didampingi Ibu Fatmawati, Soekarno juga diajar menjahit bendera Sang Saka Merah Putih oleh sang kiai...
Allah yarhamhum jami'an..

Source: yai Ahmad Baso


0 komentar

Post a Comment