Untuk menafsirkan Al-Qur'an ternyata tidak semudah yang kita duga. Untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dibutuhkan beberapa disiplin ilmu, diantaranya:
➡ Ilmu tentang Nasikh dan Mansukh.
➡ Ilmu tentang Asbabun Nuzul
➡ Ilmu tentang Siroh Nabawiyah
➡ Ilmu tentang Mustholah Hadits
➡ Ilmu tentang Ushul Fiqh.
Juga harus menguasai ilmu alat seperti
➡ Nahwu
➡ Shorof
➡ Balaghoh
➡ Bayan
➡ Ma'any
➡ Badi'
➡ Tafsir
➡ dan Hadits
Alhasil untuk mengurai tafsir dari satu ayat Al-Qur'an tidak kurang dari 14 (empat belas) disiplin ilmu yang harus dikuasai...
Katanya syarat atau kehati-hatian tersebut didasarkan pada:
1. Termaktub dalam kitab Ta'riifaat halaman :55:
"Tafsir artinya atau memperlihatkan. Sedang arti istilahnya adalah menjelaskan makna ayat, kandungannya, alur ceritanya, sebab diturunkannya yang sangat mempengaruhi isinya."
2. Termaktub dalam kitab Itmaamul Dirooyah halaman :21:
"Haram menafsirkan (ayat Al-Qur'an) dengan logika sendiri. Hal ini berdasarkan pada hadits: "Siapa yang menerangkan Al-Qur'an dengan pendapat sendiri, atau dengan ketidaktahuannya, silahkan jadi penghuni neraka". (H.R: Abu Dawud, Tirmdzi, hadits ini dianggap hasan lewat berbagai jalur).
3. Termaktub dalam kitab Al-Jamii'us Shoghiir Juz II halaman: 177
"Siapa menerangkan Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri, meskipun benar itu tetap dianggap salah." (H.R: Tiga Imam, dari Jundub, ini termasuk hadits hasan).
Demikian sekilas paparan saya tentang adab menafsirkan Al-Qur'an. Semoga bermanfaat.
Oleh: Pak Ustadz Nashrul Mukmin
0 komentar
Post a Comment