Suatu hari ada sebuah halaqoh/ perkumpulan yang mengundang kyai-kyai besar di Pasuruan. Termasuk yang hadir dalam perkumpulan itu adalah KH. Mukhtar Syafa'at Abdul Ghofur Blokagung Banyuwangi dan KH. Abdul Hamid Pasuruan.
Di Tempat Halaqqoh tersebut, setelah banyak orang yang datang dan berkumpul, tibalah sosok kiyai Karismatik dari Pasuruan yang karib di Panggil Kyai Hamid itu, langsung disambut dengan hormat oleh tuan rumah.
Selang beberapa saat kemudian setelah kiyai Hamid menunggu di dalam, barulah menyususl sosok kiyai Blokagung yang oleh masyarakat dan santrinya karib di panggil Mbah Yai, yakni KH. Mukhtar Syafa'at Abdul Ghofur.
Kedatangan Mbah Yai disambut sama dengan tamu-yang lain. Namun, ada satu tindakaan oleh tamu-tamu yang lainnya, saat Mbah Yai ingin masuk dalam halaqoh tersebut, pandangannya tertuju pada sepasang sandal yang berada di antara ratusan sandal-sandal.
Sepasang sandal itu terlihat menghadap lurus dengan tempat halaqoh yang berada di dalam.
Mbah Yai tiba-tiba langsung mengambil sepasang sandal itu dan kemudian membaliknya dengan tujuan agar orang yang punya sandal tersebut bisa dengan mudah menggunakannya saat keluar.
Dan Masya Allah, dari puluhan bahkan mungkin ratusan sandal yang ada disitu, ternyata yang diambil oleh Mbah Yai adalah sandal milik KH. Abdul Hamid Pasuruan.
***
"Kok Mbah Yai bisa taahu...!
Padahal Mbah Yai datang sudah terlambat. Dan sandalnya Kiyai Hamid sudah sangat sulit untuk ditentukan karen sudah bercampur dengan ratusan sandal yang lainnya. Secara nalar ndak mungkin bisa tahu ini sandal siapa. Kecuali mereka yang setiap hari bertemu langsung dan paham dengan sandal kiyai Hamid. Dan lagi Mbah Yai datangnya terlambat," itulah kurang lebih bahasa yang disampaikan wali santri seraya meyakinkan ketidak masuk akalan kejadian itu.
"Inilah kehebatan Mbah Yai, Ia ya'riful waaali illal wali, tidak ada seorang yang tahu kewalian seseorang, kecuali seorang wali," tandasnya mantap.
***
Namun belum di sini kejadian tidak masuk akal itu terhenti. Tapi, di sinilah kejadian yang lebih menakjubkan lagi yang sangat tidak masuk akal.
Saat kedua sandal kiyai Hamid selesai diputar berbalik arah oleh Mbah Yai, tiba-tiba sepasang sendal itu bergerak memutar kembali dengan sendirinya ke arah semula.
Masya Allah. Melihat kejadian itu, Mbah Yai dengan cepat memutar sepasang sandal kiyai Hamid ke arah berlawanan dengan membaliknya kembali dengan tujuan sama.
Namun, kejadian serupa terjadi lagi, yakni sandal kiyai Hamid yang sudah di balik oleh Mbah Yai kembali berputar seperti semula. Dan hal itu berulang sampai tiga kali.
Terakhir saat Mbah Yai ingin membalik untuk yang ke empat kalinya, tiba-tiba keluar dengan bergegas dari dalam majlis sosok berwibawa yang sekarang dikenal waliyullah yakni KH. Abdul Hamid. Tidak ada yang memberi tahu apa yang dilakukan Mbah Yai di luar saat itu kepada Kiyai Hamid, karena Beliau sudah ada di dalam bersama para tamu lain.
Tapi, kiyai Hamid tiba-tiba langsung mencegah Mbah Yai yang ingin membalikkan sandalnya seraya memegangi ke dua pundak Mbah Yai dan memeluknya sambil berkata "ampon ngoooten kiyai... ampoon ngoooten kiyai" seakan kiyai Hamid malu menerima perlakuan Mbah Yai kepadanya. Dan selanjutnya Kiyai Hamid sendirilah yang mengantarkan Mbah Yai masuk ke dalam majlis itu.
SUBHANALLAH.
Inilah uswatun hasanah ketadziman dan ketawadhu'an Mbah Yai kepada sosok alim yabg dikenal waliyullah itu, yakni KH. Abdul Hamid Pasuruan. Dengan kewalian dan segudang ilmunya, Mbah Yai masih tetap mengutamakan ahlaq kepada orang alim.
Namun di sisi lain, saat melihat kejadian sandal yang tiba-tiba bergerak berbalik seperti semula, seakan sosok kiyai Hamid pun tidak merasa pantas untuk diperlakukan seperti itu oleh sosok Kiyai dari Banyuwangi yang sekarang dengan laqob Imam Ghozalinya Tanah Jawa, itu.
Terbukti saat Mbah Yai ingin membalikkan sandal Kiyai Hamid untuk yang ke empat kalinya, dengan bergegas Kiyai Hamid mencegah sendiri Mbah Yai dengan memegang pundaknya dan merangkulnya sambil berucap "ampoon ngoten kiyai... ampon ngoten kiyai(jangan seperti itu kiyai... jangan seperti itu kiyai)" sampai dua kali, kemudian mengantarakannya masuk ke dalam halaqoh tersebut.
Masya Allah, indah sekalu kejadian itu. Muda-mudahan kita semua selalu mendapatkan limpahan berkah dari ke dua Waliyullah tersebut KH. Abdul Hamid Pasuruan dan KH. Mukhtar Syafa'at Abdul Ghofur Blokagung Banyuwangi. Aamiin. Aamiin. Aamiin ya Rabbal Alamin. Lahuma Al-fatihah.... Wallahu A'lam Bishshawab.
Sumber: Habib Shofwan Alwie Husein Cirebon
Di Tempat Halaqqoh tersebut, setelah banyak orang yang datang dan berkumpul, tibalah sosok kiyai Karismatik dari Pasuruan yang karib di Panggil Kyai Hamid itu, langsung disambut dengan hormat oleh tuan rumah.
Selang beberapa saat kemudian setelah kiyai Hamid menunggu di dalam, barulah menyususl sosok kiyai Blokagung yang oleh masyarakat dan santrinya karib di panggil Mbah Yai, yakni KH. Mukhtar Syafa'at Abdul Ghofur.
Kedatangan Mbah Yai disambut sama dengan tamu-yang lain. Namun, ada satu tindakaan oleh tamu-tamu yang lainnya, saat Mbah Yai ingin masuk dalam halaqoh tersebut, pandangannya tertuju pada sepasang sandal yang berada di antara ratusan sandal-sandal.
Sepasang sandal itu terlihat menghadap lurus dengan tempat halaqoh yang berada di dalam.
Mbah Yai tiba-tiba langsung mengambil sepasang sandal itu dan kemudian membaliknya dengan tujuan agar orang yang punya sandal tersebut bisa dengan mudah menggunakannya saat keluar.
Dan Masya Allah, dari puluhan bahkan mungkin ratusan sandal yang ada disitu, ternyata yang diambil oleh Mbah Yai adalah sandal milik KH. Abdul Hamid Pasuruan.
***
"Kok Mbah Yai bisa taahu...!
Padahal Mbah Yai datang sudah terlambat. Dan sandalnya Kiyai Hamid sudah sangat sulit untuk ditentukan karen sudah bercampur dengan ratusan sandal yang lainnya. Secara nalar ndak mungkin bisa tahu ini sandal siapa. Kecuali mereka yang setiap hari bertemu langsung dan paham dengan sandal kiyai Hamid. Dan lagi Mbah Yai datangnya terlambat," itulah kurang lebih bahasa yang disampaikan wali santri seraya meyakinkan ketidak masuk akalan kejadian itu.
"Inilah kehebatan Mbah Yai, Ia ya'riful waaali illal wali, tidak ada seorang yang tahu kewalian seseorang, kecuali seorang wali," tandasnya mantap.
***
Namun belum di sini kejadian tidak masuk akal itu terhenti. Tapi, di sinilah kejadian yang lebih menakjubkan lagi yang sangat tidak masuk akal.
Saat kedua sandal kiyai Hamid selesai diputar berbalik arah oleh Mbah Yai, tiba-tiba sepasang sendal itu bergerak memutar kembali dengan sendirinya ke arah semula.
Masya Allah. Melihat kejadian itu, Mbah Yai dengan cepat memutar sepasang sandal kiyai Hamid ke arah berlawanan dengan membaliknya kembali dengan tujuan sama.
Namun, kejadian serupa terjadi lagi, yakni sandal kiyai Hamid yang sudah di balik oleh Mbah Yai kembali berputar seperti semula. Dan hal itu berulang sampai tiga kali.
Terakhir saat Mbah Yai ingin membalik untuk yang ke empat kalinya, tiba-tiba keluar dengan bergegas dari dalam majlis sosok berwibawa yang sekarang dikenal waliyullah yakni KH. Abdul Hamid. Tidak ada yang memberi tahu apa yang dilakukan Mbah Yai di luar saat itu kepada Kiyai Hamid, karena Beliau sudah ada di dalam bersama para tamu lain.
Tapi, kiyai Hamid tiba-tiba langsung mencegah Mbah Yai yang ingin membalikkan sandalnya seraya memegangi ke dua pundak Mbah Yai dan memeluknya sambil berkata "ampon ngoooten kiyai... ampoon ngoooten kiyai" seakan kiyai Hamid malu menerima perlakuan Mbah Yai kepadanya. Dan selanjutnya Kiyai Hamid sendirilah yang mengantarkan Mbah Yai masuk ke dalam majlis itu.
SUBHANALLAH.
Inilah uswatun hasanah ketadziman dan ketawadhu'an Mbah Yai kepada sosok alim yabg dikenal waliyullah itu, yakni KH. Abdul Hamid Pasuruan. Dengan kewalian dan segudang ilmunya, Mbah Yai masih tetap mengutamakan ahlaq kepada orang alim.
Namun di sisi lain, saat melihat kejadian sandal yang tiba-tiba bergerak berbalik seperti semula, seakan sosok kiyai Hamid pun tidak merasa pantas untuk diperlakukan seperti itu oleh sosok Kiyai dari Banyuwangi yang sekarang dengan laqob Imam Ghozalinya Tanah Jawa, itu.
Terbukti saat Mbah Yai ingin membalikkan sandal Kiyai Hamid untuk yang ke empat kalinya, dengan bergegas Kiyai Hamid mencegah sendiri Mbah Yai dengan memegang pundaknya dan merangkulnya sambil berucap "ampoon ngoten kiyai... ampon ngoten kiyai(jangan seperti itu kiyai... jangan seperti itu kiyai)" sampai dua kali, kemudian mengantarakannya masuk ke dalam halaqoh tersebut.
Masya Allah, indah sekalu kejadian itu. Muda-mudahan kita semua selalu mendapatkan limpahan berkah dari ke dua Waliyullah tersebut KH. Abdul Hamid Pasuruan dan KH. Mukhtar Syafa'at Abdul Ghofur Blokagung Banyuwangi. Aamiin. Aamiin. Aamiin ya Rabbal Alamin. Lahuma Al-fatihah.... Wallahu A'lam Bishshawab.
Sumber: Habib Shofwan Alwie Husein Cirebon
0 komentar
Post a Comment