Monday, July 25

Siapakah yang paling diuntungkan dengan adanya konflik di Timur Tengah

Jadi begini, sahabat Maiyah yang berbahagia...

Jika di Irak, Suriah dan Afganistan kelompok Sunni baku bunuh dengan Syiah, atau kelompok kecil lain saling tukar bom dengan korban rakyat kecil tak berdosa, siapakah yang paling diuntungkan dengan konflik ini???

Di saat kelompok Sunni mengirim suicide bomber ke kawasan Syiah, atau sebaliknya, atau kelompok gerilyawan Taliban baku bunuh dengan serdadu Hamid  karzai maupun pasukan Ashraf Ghani Ahmadzai, atau para pejuang mengirim bingkisan bom ke wilayah Green Zone yang dikuasai penjajah, bule-bule Amrik yang jadi bos industri perang malah asik menghisap cerutu, menikmati Wine, sambil men-dengarkan piringan Mozart atau Bethoven.

Saat mesin perang Rusia yang di-dukung pasukan Suriah menggempur basis FSA, Jabhat An-Nushrah maupun ISIS, siapa yang di-untungkan???

Industri mesin perang Rusia. Ketika ISIS dan oposisi bersenjata melancarkan perlawanan siapa yang kantongnya semakin meng-gelembung? Para pialang senjata yang berpusat di AS (Asli Setan hehe), Rusia, Inggris, Belgia, perancis, dan negara Eropa lainnya.

Bos-bos usahawan jual beli mesin pencabut nyawa kantong-nya semakin menggelembung. Tender mengalir dengan adanya perang. Jasa mereka dibutuhkan oleh inlander koloni jajahan.

Blackwater (AS), Dyncorp Int. LLC (AS), Armour Corp (Inggris), Control Risk Group (Inggris), Aegis Servic Group (Inggris), dan Erinys Intl. Ltd Afsel) adalah perusahaan penyedia tentara bayaran, konsultan keamanan, pelatihan serdadu, dan centeng bergengsi bagi pejabat dan investor baru di negara jajahan.

Tender jasa perawatan mesin perang dipegang oleh pabrikan senjata macam Lockheed Martin, Raytheon, Boing, General Dynamics, Textron, dan lain-lain.

Saat ASetan menjajah, perusahan ini nginthil ketiban proyek pemeliharaan mesin perang sekaligus penyedia suku cadang, terutama produk canggih seperti B2, F117, U2, k-10, puluhan skuadron Apache, UAV, hingga Drone.

Adapun untuk mendukung tugas teliksandi macam CIA dan M16, serta intelijen pribumi, perusahaan seperti CACI, MZM Inc, Titan, hingga Airscan lah yang kebanjiran order. Sedangkan untuk melatih serdadu pribumi, Task Intl, DynCorp, dan O'Gara kebanjiran order.

Konsultasi rutinya melalui DSL, LifeGuard, Group4Scuricor, Kroll Associates, hingga Gray Security. Jika sumberdaya alam mulai dikuasai dengan cara kongkalingkong dengan penguasa lokal, giliran Executive Outcomes, COFRAS, maupun maupun Ranco Consulting Group, yang bertugas mengelola keamanan dan kelancaran proses pengelolaan tambang-tambang vital.

Karena butuh keamanan tambahan di sekitar lokasi penting seperti tambang dan intalasi vital, perusahaan Custer Battles, IIT, dan Intercom Security kebagian tugas. Kontraknya bikin ngenes kaum pribumi.

Jika belum memadai, Hart Group dari Inggris dan Erinys Intl dari Afsel turun tangan. Agar konvoi tentara, pekerja tambang, dan suplai bantuan aman, Armor Group adalah ahlinya. British Genric Ltd. adalah kompatriotnya.

Tugasnya jadi pengawal konvoi. Ini belum ngomong perkara bisnis restrukturisasi / rehabilitasi fasilitas negara yang sudah hancur, kontrak senjata antar negara, barter mesin perang dengan konsesi migas, permata, lahan narkoba, bisnis perang yang dijalankan beberapa anggota kongres AS dan parlemen Eeropa....

Sudahlah, sahabah Maiyah yang berbahagia. Orang kere kayak kita makin mumet, mumeeeeet... mumeeeet... melihat alur bisnis perang di atas... siapa bilang orang Eropa, orang Amrik ketakutan dengan misi jihad al-Qaidah wa akhwatuha? Lha mereka malah ber-syukur sebab industri perangnya makin ramai. Bagai industri anti Virus yang semakin bersorak jika ada virus terbaru. Tantangan= Fulusssss...
Wallahu A'lam

Penulis: Gus Rijal Mumazziq Z.


0 komentar

Post a Comment